Minggu, 13 Juni 2021

Komunikasi Lewat Hati

Komunikasi lewat Hati.

Malam itu aku tidak bisa tidur. Aku marah. Tidak ingin ada kata-kata diantara aku dan dirinya. 
Semua bermula saat aku melihat beberapa panggilan video call masuk ke hapenya. Iya, dia suami aku. 
Nama dan photo nya tidak asing bagiku. Bukan karena aku mengenalnya. Tapi karena dia masa lalu dikehidupan suamiku. 

Aku tidak ingin cemburu. Tapi jika aku biarkan apa yang akan terjadi nanti di depan? 
Hanya say hello saja bukan hal yang harus dilakukan untuk saling menjalin silaturahmi. Alasan klise. Batinku. 

Lalu, apa lagi hal yang akan dibahas selanjutnya setelah itu, tentu saja kehidupan pernikahan masing-masing dengan pasangan mereka. 
Bukankah itu bisa menimbulkan celah untuk bercurhat ria? 

Kalau kalian anggap pasangan kalian tidak tahu apa-apa. Baiklah. Tapi syetan tentu ada diantara keduanya. 
Dan benar saja, keluhan keluar dari mulut perempuan itu. Dirinya sudah pisah ranjang selama setahun dengan suaminya. Tapi masih satu rumah. Hah! Mungkinkah? Apa dia sedang mencari simpati? Agar hati suami ku melemah.

Apa ada yang begitu kejadiannya. Aku merasa itu hal yang mustahil. Jika tidak saling mencintai lagi. Lebih baik berpisah saja. 
Lalu cari kehidupan lebih baik. Namun jangan mengganggu rumah tangga orang lain. Mencari mantan masa lalu untuk dikasihani. 

Apa yang diharapkannya dari hubungan yang berusaha ia jalin. Dengan suami orang lain.? 
Omong kosong jika hanya say hello. 
Kau suka menstalkingnya dalam waktu yang lama bukan. 
Iya. Dia suamiku. Pasti kau yang diam-diam mencari informasi tentang sosial media nya. 

Aku tidak ingin membenci mu. 
Tapi kau harus tahu. Jika hal itu terjadi pada kehidupan rumah tangga milikmu. Apa kau juga akan diam saja?

Kau dan aku sama. Kita wanita. Kau pun tau artinya luka. Apa kau akan terima? 
Dengan apa yang kau lakukan pada rumah tangga kecilku. 
Jika itu terjadi pada dirimu?
Sadarlah. 

Aku bisa saja marah. Dan melakukan hal yang lebih jahat lagi padamu. 
Namun untuk apa? 
Jika kau tidak mencintai suami mu, kenapa menikah dengan nya? 
Jika kau masih mencintai suamiku dulu. Kenapa tidak berjuang untuk nya.

Jangan jadi wanita yang menyebalkan. Anak-anakku bahkan masih membutuhkan kasih sayang yang tulus dari ayahnya. Jangan susupi rumah tangga yang kau tidak mampu mempertahankannya. Lantas merusak kehidupan manusia lainnya. 

Pergilah pulang kepelukan suami mu. Jika kau masih membutuhkan itu. Jangan melihat rumput tetangga yang lebih hijau. Sebab rumput itu dipupuk oleh pemiliknya. 
Sadarlah. 
Aku pun berusaha disini. Agar semua baik-baik saja. Agar aku bisa memetik hasilnya. 

Lantas kau. Melihat dari kejauhan dan berharap dengan gampang.

Apapun alasannya. Komunikasi lah. Seperti aku yang sedang berkomunikasi dengan dirimu lewat hatiku. 
Kuharap kau membaca tulisanku. 
Agar kau mengerti. 
Agar kau sadar. 
Jangan rusak rumah tangga orang lain.
Perbaiki lah rumah tangga mu sendiri. 
Sebab kau yang akan menikmati nanti.


#1m1c
#Komunikasilewathati